Direkt zum Hauptbereich

The Biggest Creation in my entire Life


Holong Mi nasumurungi na nilehon Mi
Dang ala pangalahokku, holan asi ni rohaM sambing
Umbaen taruli ahu, goarMi jonok tu tondikku Ho Amang
Hu tuktukhi pintuM diungkap Ho tulus pangidoanki
Umbege soara hujou goarMi, Ho do Amangku na manontongi
Dang dipaloas Ho, mardalan ahu sasada ahu
~~~
Kasih yang sempurna telah ku trima dariMu
Bukan kar'na kebaikanku hanya oleh kasih setiaMu
Kau pulihkan akku, layakkan 'ku 'tuk dapat memanggilMu, Bapa...
            Kau b'ri yang ku pinta.. saat ku mencari ku mendapatkan

            ku ketuk pintuMu dan Kau bukakan s'bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal
            Tak 'kan kau biarkan aku melangkah hanya sendirian
            Kau selalu ada bagiku s'bab Kau Bapaku, Bapa yang kekal...

            Jika kita mengasihi seseorang karena dia baik, cantik, ganteng, pintar, suka membagi-bagikan uang, tenar, berani janji, jiwa friendship (berkorban lebih) yang menguntungkan kita dll.. Lihat lagi lebih dalam, telaah dulu dengan cermat, sebenarnya apa yang kita kasihi itu? Orang itu kah? atau perlengkapan duniawi (sifat/materi) yang dianugerahkan padanya? ehem!
            Kebanyakan menganggap mengasihi orang lain, agar sekiranya kelak dia mengasihi kita atau yaa kita mendapat buah baik alias pahala. Alhasil sama saja pernyataan 'lu nolong karena ngarep pamrih!' ditujukan ke wajah kita. Entah itu pamrih berupa surga dunia atau surga kerajaan Allah yang kekal.
Pola pikir seperti itu wajar saja menjerumuskan orang-orang yang men- deserve dirinya untuk orang lain seperti orang itu akan atau telah men-deserve diri mereka kepada orang-orang itu.
Di Alkitab tertulis, kalau kita berbuat baik dengan orang yang mengasihi kita, lantas apa upah kita?
Jadi, berbuat baiklah kepada setiap nafas manusia termasuk 'musuh', agar kemuliaan kasih Kristus dalam diri kita membuat mereka malu. Lakukanlah Yoh 15:17 ^-^
Tolking Tolking ebaut the LOVE of Christ.. "tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya". (Yoh 15:13)
pedoman utama lah itu.
           Dunia memang sering mengecewakan, yang sering membuat lupa diri sejenak, hang out di zona nyaman kita teruss-meneruus.. setelah itu semua terwujud, malah penyesalan yang tertawa riang di pojokan. Nges Nges Ngenes. Kembali lagi ke ayat tadi (coba), bersyukur itu ternyata cakar emas boss. Kasih yang tak bisa dibeli dengan dunia. Salib adalah the power of Love of God. Nobody can deny it, kecuali yang belum hidup baru.
       

         Sentuhan doa saat ku dengar lidahku menyebutNya Bapa, saat Roh Kudus memampukanku menyerukan Bapa,, sungguh saat itulah ku rasakan bahwa aku milikNya, Dia mau dengarkanku... Bahkan saat kepahitan melampaui pikiran dan perasaan, saat aku hanya bisa mengucapkan "Bapa... huuft (dengan getir dan lelah).." bahkan Dia mengerti :') MalaikatNya bantu menyampaikan 'sakit' atau 'pahit' itu.. dan kelegaan hanya berasal dari tanganNya...
sekali lagi, too blessed to be stressed :)

Kommentare

Beliebte Posts aus diesem Blog

“Pergeseran perspektif dan budaya pada perkawinan adat Batak zaman sekarang khususnya di kota-kota besar”

     BAB I Pendahuluan I.1        Latar Belakang Perkawinan adalah sumbu tempat berputar seluruh hidup kemasyarakatan (Geurtjens dalam ‘Uit een vreemde wereld). Kebanyakan orang senantiasa menaruh perhatian yang besar terhadap hal-hal perkawinan sehingga perkawinan dalam beberapa suku terutama di Indonesia membuat perhelatan perkawinan yang beriringan dengan pelaksanaan adat dari suku itu sendiri. Perkawinan adat Batak Toba contohnya. Perkawinan adat Batak Toba telah mendapat stereotip atau perspektif sendiri dari kalangan masyarakat suku Batak itu sendiri maupun masyarakat suku lain, bahwa perkawinan adat Batak terkenal dengan pesta adatnya yang cukup lama dan rumit Beranjak dari tradisi upacara Batak tersebut, saya mengangkat penelitian pergeseran kebudayaan pada perkawinan adat batak Toba saat ini. Beberapa hari yang lalu tepatnya tanggal 14 Desember 2013 saya menghadiri sebuah perhelatan perkawinan adat Batak Toba di dae...

… do it all for the glory of…me?

  What is the first thing we think and do when we wake up in the morning? What do we desire the most? What worries us the most? What is our greatest fear? What makes us very sad? What makes us very happy? All the questions above can help us find out who or what we worship every day. For we humans are worshipping beings. There is always something we desire the most. Either ourselves, our money, our career, our study, or even our relationship with another human. All these temporal things fill our lives every day. Well is it wrong to do this stuff? No. We may and must do that, even anything! But...  “I have the right to do anything,” you say—but not everything is beneficial.  “I have the right to do anything”—but not everything is constructive”                                                          ...

Is there any light in the darkest valley?

It was Sunday and quite cloudy. It was still 4:30 p.m. but already getting dark.   I decided to go for a walk to get some fresh air, hoping that my cold and headache would get better. At first, I wasn't so sure to do that, because it started to windy too. 80% could be rained on in a few minutes, and still, I kept going outside. After that scar on August 2021, I avoid listening to music while I walk. Instead, I prefer listening to podcasts. This helped me at least to stop focusing on the pain. The sermons keep "cleansing" and "preparing" me for everything ahead, including His plan in this uncertain world. And I am very thankful for that.  The podcast I listened was the very first Arche Jugend podcast this year. It was about the grace of God in connection with His justice (Psalm 103). One of the messages was: *"Imagine standing alone before a hungry lion with no weapons or anything to save you from it. You will become directly afraid of being attacked and eat...