Genggam erat tangan kecil penuh luka
Angkatkan dagu tipis penuh sesak menahan gertakan mulut
kecup prihatin dari intan putih berharga duniawi
Torehkan segaris kehangatan pelukan teduh
pada
sekuntum bunga di ujung tanduk kematian
pada
beberapa tangkai batangnya yang keriput lusuh dan kaku
pada
satu ratu akar kehidupannya yang haus tangan-tangan pekebun sejati
Rasakan dangkal hingga dalamnya bisik angin penghantar kutub di telapak
Arahkan tujuan bola hitam mata pada satu titik bekas paku yang tertancap gagah tiada bersalah
'Pabila tak ada satupun yang bisa kau perbuat dengan mata ikhlas terbesarmu
Coba sedikit saja, cucurkan keringat semangat hidup
baru ke atas rambut hitamnya yang gersang...
atau pada
tanah kering tempat ia dulu berbunga manja di antara benalu
Apa?
kau enggan?
Oh taruhlah kedua lengan kekarmu ke atas batu karang
betapa licin dan enggan pula ganggang hijau dan kawanannya membiarkanmu menekan induk mereka
barangkali angkat dahulu isi denotasi dirimu ke atas tampian meja operasi
temukan sedikit saja butir-butir sel yang seharusnya kau paksa berkembang untuk, orang lain
hingga pernyataan klasik tertuju pada sanubarimu dan habitatmu bahwa, kau dan mereka..
Layaknya matahari memuji bintang dan bintang mengagumi mentari
Sudahlah raja...
Kommentare
Kommentar veröffentlichen